Bagi anak muda yang sedang jatuh cinta, pernikahan dianggap sebagai puncak perwujudan cinta kasih mereka. Dengan modal cinta masa pacaran, mereka berharap bahwa pernikahan mereka akan berjalan mulus tanpa gangguan. Padahal, pernikahan tidak semudah itu. faktanya, semua janji, cinta dan impian masa pacaran akan banyak diuji dalam masa pernikahan.
Roma 3:23. "Sebab semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah."
Sebab itu, pria dan wanita pun memiliki kecenderungan berdosa yang besar, dan menjadi kelemahan mereka. Artinya, karena dosa, maka standar kemuliaan Allah yang sangat tinggi menjadi hilang dan rusak dalam kehidupan manusia. Ketika tabiat dosa masuk dalam kehidupan manusia (suami-isteri), maka secara sadar maupun tidak sadar suami-isteri bisa "menghancurkan pernikahan" mereka sendiri.
It's just about the time that their marriage will explode.
Demikian akan kita bahas topik ini, dengan tujuan agar kita menjadi waspada dan terhindar dari api yang menghanguskan, namun mencegah kebakaran terjadi sehingga kita dapat membangun pernikahan dan keluarga yang harmonis dan kokoh.
Apa saja cara yang efektif untuk menghancurkan pernikahan ???
1. TIDAK MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH
Pepatah : " Marriage is like a homework. You need to work it at home.
Pernikahan itu seperti PR. Kau harus mengerjakannya di rumah. Artinya, jika kita mau pernikahan kita berhasil, maka kita harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah kita. Kita harus serius mengerjakan tanggung jawab, komitmen, dan harus menyelesaikan masalah-masalah di rumah, bukan di luar rumah.
KELUARGA VS PEKERJAAN/ PELAYANAN - MANA YANG LEBIH PENTING ?
Kejadian 1:28, Allah menyuruh manusia untuk beranak cucu dan bertambah banyak dan memenuhi bumi, baru setelah itu taklukkanlah bumi. Jadi, sebelum kita menaklukkan bumi (bekerja), keluarga harus didahulukan. Pernikahan harus menjadi prioritas utama dibanding pekerjaan/ pelayanan.
1 Timotius 3:5, Paulus menegaskan, jikalau orang tidak tahu mengepalai keluarganya, bagaimana mungkin ia dapat mengurus jemaat Allah? Artinya keluarga lebih penting dari pelayanan. Benarkah keluarga itu nomor satu bagi kita? Benarkah uang kita mengalir nomor satu untuk keluarga? Waktu kita nomor satu untuk keluarga? Sayangnya, banyak orang yang antara perkataan dan kenyataan sangat berbeda.
Kualitas pernikahan kita hanya sebaik kita mengerjakan PR-PR kita. Tugas kita adalah membangun rumah tangga kita sendiri. Tuhan hanya menolong dan mensupervisi kita. Karena itu :
Untuk isteri bisa tunduk kepada suami, maka suami perlu bekerja keras untuk itu. Suami harus kerja keras mencari nafkah untuk menjadi orang yang bisa dihargai.
Untuk suami bisa mengasihi isteri dan rela berkorban baginya, maka isteri juga harus bekerja keras untuk itu. Isteri mengerjakan tugasnya sebagai isteri dan ibu bagi keluarga.
2. MEMBIARKAN POLA KOMUNIKASI YANG SALAH
Maleakhi 2:14," Oleh sebab Tuhan telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telahtidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu."
Dari ayat ini kita belajar bahwa suami isteri disebut sebagai SEKUTU dan TEMAN SEPERJANJIAN. Untuk menggambarkan teman seperjanjian ini, dalam bahasa aslinya berarti sekumpulan alat musik yang dimainkan secara harmonis dan indah.
Suami dan isteri memiliki musiknya sendiri-sendiri, yang cara melakukannya juga sangat terpengaruh oleh masa lalu dan latar belakang mereka, dan sifat bawaan yang unik. Bagaimana menyatukan sehingga menjadi harmoni yang indah? DENGAN MENJAGA VISI HIDUP YANG SAMA, MERESPON "BUNYI" karakter pasangannya dan mengimbanginya dengan positif, pada waktu yang tepat, tekanan yang tepat, pilihan nada yang tepat, sehingga menjadi suatu nada yang indah.
MENGENAL PERBEDAAN DEMI KEBERSAMAAN
Mengenal perbedaan pasangan bukanlah untuk kemudian dipermasalahkan, tetapi untuk diterima sebagai bagian diri untuk melengkapinya agar menjadi sempurna. Komunikasi mejadi bahan baku utama suami-isteri untuk membangun hubungan dan membangun kepercayaan.
PERBEDAAN KEMAMPUAN BICARA PRISA DAN WANITA
Amsal 25:11, "Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak."
- Wanita lebih banyak bicara, pria lebih sedikit bicara
- Wanita itu bicara apa saja, pria bicara seperlunya
- Wanita menyampaikan isi hatinya dengan perkataan. Pria menyampaikan isi hatinya dengan raut muka dan sikap tubuhnya.
- Kalau marah, wanita cenderung bertambah bicaranya. Sedangkan pria cenderung berkurang bicaranya
- Wanita bisa mengungkapkan isi hatinya tanpa selalu mengharapkan respon pasangannya. Sedangkan pria mengungkapkan isi hatinya untuk mendapatkan respon pasangannya.
Bersambung ke Bagian 2........Klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar