VISI KAMI

VISI KAMI :
Membangun keluarga ilahi yang satu dalam tubuh, jiwa, dan roh untuk dapat bertumbuh bersama dalam iman, pengharapan, dan kasih menuju masa depan cerah bersama Yesus


" Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan." ( Yosua 24:15)

Kamis, 22 Agustus 2013

THE POWER OF KEPEPET (Kekuatan Keterdesakan)



By. Pdt. Larry Kurniadi


Setiap orang pasti pernah mengalami sebuah atau bahkan banyak perubahan dalam hidupnya. Perubahan itu menuntut suatu “Action” yang segera, tepat, dan berdaya guna tinggi yang diharapkan dapat membawa perubahan yang positif. Semua orang hebat di sekitar kita pun selalu mengeluarkan kualitas utamanya karena kepepet atau terdesak oleh sesuatu. Sedangkan orang-orang yang santai biasanya selalu lamban, ragu, bahkan takut melangkah meski sudah kepepet. Alhasil, tidak ada perbaikan di dalam hidupnya.

Sesungguhnya ada banyak keadaan sulit yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, dan bukannya keadaan yang terus mudah, karena keadaan kepepet itu :

  • Membuat orang berpikir ulang akan tujuan hidupnya.
  • Membuat orang menyusun kembali prioritasnya.
  • Membuat orang mengerahkan seluruh potensi tersembunyi dan mulai berani melangkah meninggalkan zona nyaman yang justru menghambat kemajuan.
  • Menjanjikan kesempatan-kesempatan dan kejutan-kejutan bahkan wawasan baru 
Kata “krisis” dalam bahasa Cina adalah “WEI” yang terdiri dari dua kata yang artinya “kesulitan dan kesempatan”

Pada dasarnya tak ada seorang pun yang suka dalam keadaan kepepet. Ada berbagai reaksi orang menghadapi SITUASI KEPEPET :

  1. Tidak punya sense of crisis : nyantai aja meski kapal bocor hampir tenggelam
  2. Apatis, tak bergerak : Banyak orang terlalu banyak habiskan waktu untuk bersiap-siap, sementara kehidupan sudah berlangsung sejak lama. Tak ada tanda-tanda untuk memulai. Hanya “akan” saja padahal cara terbaik untuk memulai adalah MEMULAI. Perjalanan seribu mil selalu dimulai dari satu langkah kecil.
  3. Bersiap dan Bergerak : Mereka berani melangkah meninggalkan zona nyaman dan memulai perubahan situasi dengan langkah nyata, sekarang juga!

Akibat banyak orang yang diam saja, ragu tak bergerak, akhirnya mereka bertemu dengan kegentingan/ emergency/ kepepet. Hanya dua pilihannya: DO or DIE. The Power of Kepepet itulah yang menjadi berkat bagi orang yang sudah bersiap-siap, berani mulai bertindak, dan berjuang mengubah nasibnya.

MUSA YANG KEPEPET

Di dalam Kitab Perjanjian Lama, Musa adalah tokoh yang sangat penting dalam dalam sejarah umat Israel. Nama Musa artinta “diambil dari air”. Dari kecil, hidupnya banyak kepepet.
Kepepet 1: Hampir dibunuh di masa kecilnya (Keluaran 2:1-10)
Musa lahir saat bangsa Israel dalam perbudakan Mesir yang sangat kejam dan berat. Karena takut akan pemberontakan Israel yang populasinya makin banyak, Raja Firaun ingin mengurangi populasi orang Israel. Ia perintahkan bayi-bayi laki=laki dibuang ke sungai. Namun Yokhebed ibunya menaruhnya di sebuah keranjang dan diam-diam dialirkannya bayi Musa di sungai Nil. Oleh kehendak Tuhan, ia ditemukan puteri Firaun dan diangkat anak, sehingga Musa hidup dalam kemewahan Mesir selama 40 tahun.
Kepepet 2: Membunuh Orang Mesir, Ditolak Bangsa Sendiri ( Keluaran 2:11-15)
Namun musa tetap orang Ibrani yang tidak tahan melihat bangsanya diperbudak dan disakiti, sampai akhirnya ia membunuh seorang Mesir dan melarikan diri ke padang gurun.
Kepepet 3: Dipepet Tuhan, The Burning Bush Call (Keluaran 3:1-22)
Ia diproses Tuhan selama 40 tahun di padang gurun. Bahkan mendapat panggilan Allah untuk menjadi pembebas Israel melalui semak terbakar yang tidak hangus di Sinai. Karena gagap, awalnya Musa menolak penggilan Tuhan, namun akhirnya ia berserah kepada Tuhan.
Kepepet 4: From Kepepet to Victory
Ketika Musa mengijinkan Allah memproses dan memperbesar iman dan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin, Musa bertransformasi menjadi pembebas Israel dari perbudakan Mesir (Kel 12:41). Dengan kuasa Allah ia mendatangkan 10 tulah kepada bangsa Mesir, menenggelamkan pasukan Firaun di Laut Merah, memimpin bangsa Israel dekat Tanah Kanaan. Ia memimpin Israel selama 40 tahun sampai matinya.

RENCANA TUHAN DI SAAT KITA KEPEPET
Rasul Paulus berkata dalam Roma 8:28,” Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah,” artinya, di dalam segala keadaan, santai atau kepepet, Tuhan punya rencana bagi kita. BUkan rancangan kecelakaan, namn rancangan yang mendatangkan hidup yang berkelimpahan. Dengan respon yang tepat, kita dan Tuhan bias mengubah keadaan kepepet menjadi peluang berkat (Kairos) yang besar yang mebuat kita bias masuk ke next level dalam berbagai sehi kehidupan kita.

Bagaimana Mengubah Keadaan Kepepet Menjadi Batu PIjakan Untuk Sukses Bersama Tuhan?

1. Mempercayakan Diri Kepada Tuhan Untuk Mendewasakan Kita Lewat Setiap Masalah
Allah tidak pernah berjanji bahwa hidup orang percaya akan jauh dari masalah. Namun Allah berjanji untuk tidak meninggalkan kita melewati setiap tahap kehidupan kita. Saat Musa kepepet dan meninggalkan Mesir, ia bukan siapa-siapa. Ia diproses selama 40 tahun sebagai penggembala domba di padang gurun Midian. Namun di padang gurun itulah ia mendapatkan “destiny” (rencana ilahi), panggilan Tuhan untuk menjadi seorang pemimpin besar umat pilihan Allah. Saat Musa mau dibentuk di padang gurn itu, setalah waktunya pas, ia pun menjadi gembala umat Israel untuk keluar dari perbudakan Mesir selama 430 tahun. Juga dalam penggembalaannya, sering kali Musa kepepet, namn ia selalu membawa masalahnya kepada Tuhan dan menerima jawaban.
Sayangnya banyak orang kepepet oleh masalahjustru lari dari Tuhan, dan mencari jalannya sendiri. Bukannya solusi yang didapat, malah makin terjerumus dalam jurang keputusasaan dan kegagalan. Ia menyalahkan Tuhan, orang lain, dan situasi , atas keadaannya yang buruk, dan tidak mau belajarmengambil hikmah dalam setiap masalahnya. Akibatnya ia hancur.
Sebaliknya, orang yang berani mempercayakan diri (TRUST) kepada Tuhan, akan diproses Allah seperti batu permata untutk semakin mendewasakan dan menguatkan kita. Ditengah keslitan, ia tetap bersemangat menemukan titik=titik terang yang berpotensi mengubah krisis menjadi kesempatan berharga untuk maju.

2. Membuang Jauh Mental Pecundang dan Melatih Mental Pemenang

Rasul Paulus dalam 2 Korintus 4:8-9 berkata,” Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;  kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Penderitaan Paulus dalam pelayanan luar biasa berat, tetapi ia terus memupuk mental pemenang sehingga dapat menjadi Rasul Kristus yang dahsyat.

Apa Beda Mental Pecundang dengan Pemenang ?
PECUNDANG
PEMENANG
Selalu jadi bagian dari masalah
Selalu jadi bagian jawaban
Selalu punya kambing hitam
Selalu punya program
Itu bukan pekerjaan saya
Biarkan saya yang mengerjakannya untuk Anda
Selalu melihat masalah dari setiap jawaban
Selalu melihat jawaban dari setiap masalah
Itu mungkin bisa, tapi terlalu sulit
Itu memang sulit, tapi kemungkinan bisa
Itu bukan salah saya
Ya saya salah
Membuat janji-janji
Membuat komitmen
Punya tipu muslihat
Punya impian-impian
Melihat kesusahan
Melihat keuntungan
Melihat permasalahan
Melihat kemungkinan-kemungkinan

Termasuk Yang Manakah Anda ?

3. Ciptakan “Keterpepetan” mu!

Dalam Kel 6:9-10, Kemudian Tuhan berfirman kepada Musa: “Pergilah menghadap, katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, bahwa ia harus membiarkan orang Israel pergi dari negerinya.” Setelah mengutus Musa, Allah menciptakan “Keadaan yang kepepet” bagi Musa, yaitu menyuruhnya “cari masalah” dengan menghadap raja Firaun agar membebaskan irang Israel. Dengan kata lain, Tuhan segera member target Musa untuk langsung bertindak sesaat setelah pengutusannya. Dengan keadaan kepepet dan kepalang basah ini, Musa melatih imanya kepada Allah dan memukul bangsa Mesir dengan 10 tulah yang akhirnya mebawa pembebasan.
Kadang kita terlalu santai dalam hidup. Kita ingin sukses, tapi tanpa target, tanpa deadline, tanpa planning yang jelas dan terukur untuk dievaluasi. Akibatnya, prioritas, energy, dan visi kita terbuang sia-sia.
Orang yang cerdas akan MENCIPTAKAN KETERPEPETAN (Baca : Target Pribadi) yang memacunya untuk mencapai Misalnya umur sekian saya harus jadi seperti ini, memiliki ini, mencapai ini, bias berbuat ini, bias menolong keluarga saya, dan sebagainya. Karena itu semakin panjang masa tunggunya maka semakin santai namun jika semakin Anda ketatkan target maka semakin Anda bersegera.
Sesungguhnya manusia telah diciptakan dengan potensi yang luar biasa, di luar apa yang kita pikirkan. Hanya saja potensi tersebut seringkali hanya akan keluar pada kondisi terdesak, seperti seorang nenek yang bias melompat dari gedang setinggi 5 meter saat kebakaran.
Coba amati biografi orang-orang sukses, banyak dari mereka yang kepepet sebelumnya. Seperti per atau pegas, saat kita tekan, maka akan menimbulkan gaya yang lebih besar. Pelajarilah kehidupan Lizzy Velazques,”perempuan terjelek sedunia” yang menjadi inspirator banyak orang.


4. Saat Kepepet. Kita melatih Diri Berjalan Dengan Iman

Di dalam Galeri Iman dalam Ibrani 11:23-29, segala keadaan kepepet yang dialami Musa ternyata melatih imannya kepada Tuhan dan membawa melambung tinggi bersama Tuhan.

Dengan imannya, Musa melewati setiap tantangan, membuat berbagai mukjijat, bahkan sanggup membebaskan bangsa Israel yang sudah diperbudak 430 tahun di Mesir (Kel 12:41). Dengarlah kisak iman yang memindahkan Gunung Mukkatam dan Kisah Gereja Sampah di Kairo, Mesir. Benar, bersama Tuhan, kepepet diubahkan menjadi kelegaan besar. Air mata diubah menjadi mata air. Gurun pasir diubah menjadi padang berumput hijau.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar